Materi Teks Editorial Kelas XII
Tujuan:
Siswa dapat memahami pengertian, struktur, ciri kebahasaan,
dan jenis teks editorial.
Siswa dapat membedakan teks editorial dengan teks berita dan
teks opini.
Siswa dapat menulis teks editorial dengan baik dan benar.
Peta Konsep:
1.
Pengertian Teks Editorial
2.
Struktur Teks Editorial
3.
Ciri Kebahasaan Teks Editorial
4.
Jenis Teks Editorial
5.
Perbedaan Teks Editorial dengan Teks Berita dan
Teks Opini
6.
Penulisan Teks Editorial
1.Pengertian Teks Editorial
Teks editorial adalah teks yang berisi opini redaksi
terhadap suatu peristiwa atau isu yang sedang hangat diperbincangkan. Teks ini
bertujuan untuk memberikan informasi dan edukasi kepada pembaca, serta mengajak
pembaca untuk berpikir kritis terhadap suatu peristiwa atau isu.
2.Struktur Teks Editorial
Teks editorial memiliki struktur yang sama dengan teks
berita, yaitu:
Pernyataan pendapat (tesis)
Bagian ini berisi pernyataan pendapat redaksi terhadap
peristiwa atau isu yang sedang diperbincangkan.
Argumentasi
Bagian ini berisi penjelasan dan bukti-bukti yang mendukung
pernyataan pendapat redaksi.
Penegasan ulang (reiteration)
Bagian ini berisi penegasan kembali terhadap pernyataan
pendapat redaksi.
3.Jenis Teks Editorial
Teks editorial dapat dibagi menjadi beberapa jenis, yaitu:
1.
Teks editorial opini
Teks editorial opini adalah teks
editorial yang berisi opini redaksi terhadap suatu peristiwa atau isu yang
sedang diperbincangkan.
2.
Teks editorial tajuk rencana
Teks editorial tajuk rencana
adalah teks editorial yang berisi opini redaksi terhadap suatu kebijakan
pemerintah.
3.
Teks editorial opini pembaca
Teks editorial opini pembaca
adalah teks editorial yang berisi opini pembaca terhadap suatu peristiwa atau
isu yang sedang diperbincangkan.
4.Perbedaan Teks Editorial,Teks Berita dan Teks Opini
Aspek |
Teks
Editorial |
Teks Berita |
Teks Opini |
Pengertian |
Teks yang
berisi pendapat atau pandangan redaksi terhadap suatu isu atau permasalahan
yang bersifat aktual |
Teks yang
menyajikan informasi tentang suatu peristiwa yang terjadi secara aktual,
objektif, dan tidak memihak |
Teks yang
berisi pendapat atau pandangan pribadi penulis tentang suatu hal |
Tujuan |
Memberikan
informasi dan opini redaksi kepada pembaca tentang suatu isu atau
permasalahan |
Memberikan
informasi kepada pembaca tentang suatu peristiwa yang terjadi |
Mengekspresikan
pendapat atau pandangan pribadi penulis tentang suatu hal |
Struktur |
Judul,
pendahuluan, isi, penutup |
Judul,
pembuka, isi, penutup |
Judul,
pendahuluan, isi, penutup |
Ciri-ciri |
Berisi
pendapat atau pandangan redaksi, bersifat opinitif dan subjektif, menggunakan
kata-kata yang bersifat persuasif |
Berisi
informasi tentang peristiwa yang terjadi, bersifat objektif dan netral,
menggunakan kata-kata yang bersifat informatif |
Berisi pendapat
atau pandangan pribadi penulis, bersifat subjektif dan personal, menggunakan
kata-kata yang bersifat persuasif |
5.Ciri kebahasaan
1.
Menggunakan kata kerja yang menunjukkan
pendapat, kata keterangan yang menunjukkan waktu, tempat, dan cara, kalimat
yang bersifat persuasif, bahasa yang objektif dan tidak memihak
2.
Menggunakan kata kerja yang menunjukkan
peristiwa, kata keterangan yang menunjukkan waktu, tempat, dan cara, bahasa
yang objektif
3.
Menggunakan kata kerja yang menunjukkan
pendapat, kata keterangan yang menunjukkan waktu, tempat, dan cara, kalimat
yang bersifat subjektif
6.Penulisan Teks Editorial
Berikut adalah langkah-langkah penulisan teks editorial:
1.
Menentukan topik
Langkah pertama adalah menentukan topik yang akan dibahas
dalam teks editorial. Topik dapat berupa peristiwa atau isu yang sedang hangat
diperbincangkan.
2.
Melakukan riset
Setelah menentukan topik, lakukan riset untuk mengumpulkan
informasi dan data yang dibutuhkan. Informasi dapat diperoleh dari buku,
artikel, atau sumber-sumber lain yang relevan.
3.
Menyusun kerangka karangan
Setelah mengumpulkan informasi, buatlah kerangka karangan
untuk memudahkan penulisan. Kerangka karangan dapat berisi pernyataan pendapat
(tesis), argumentasi, dan penegasan ulang.
4.
Menulis teks editorial
Setelah kerangka karangan selesai dibuat, mulailah menulis
teks editorial. Tulislah teks secara objektif dan informatif.
5.
Melakukan editing dan proofreading
Setelah teks selesai ditulis, lakukan editing dan
proofreading untuk memperbaiki kesalahan penulisan.
7.Tugas Kelompok Materi Teks Editorial Berkaitan dengan Kasus Lingkungan
Membuat kelompok
Guru membagi siswa menjadi beberapa kelompok, masing-masing
kelompok terdiri dari 3-4 siswa.
Penentuan topik
Setiap kelompok diminta untuk memilih satu kasus lingkungan
yang sedang hangat diperbincangkan. Beberapa contoh kasus lingkungan yang dapat
diangkat adalah:
* Kebakaran hutan
* Pencemaran air
* Pencemaran udara
* Perubahan iklim
* Pembuangan limbah
Riset
Setiap kelompok diminta untuk melakukan riset untuk
mengumpulkan informasi dan data tentang kasus lingkungan yang dipilih.
Informasi dapat diperoleh dari buku, artikel, atau sumber-sumber lain yang
relevan.
Penyusunan kerangka karangan
Setelah mengumpulkan informasi, setiap kelompok diminta
untuk menyusun kerangka karangan untuk memudahkan penulisan. Kerangka karangan
dapat berisi pernyataan pendapat (tesis), argumentasi, dan penegasan ulang.
Penulisan teks editorial
Setiap kelompok diminta untuk menulis teks editorial sesuai
dengan kerangka karangan yang telah disusun. Teks editorial harus ditulis
secara objektif dan informatif.
Contoh kasus lingkungan:
Kebakaran hutan
Kebakaran hutan merupakan salah satu masalah lingkungan yang
paling serius di Indonesia. Kebakaran hutan dapat menyebabkan berbagai dampak
negatif, seperti kerusakan ekosistem, pencemaran udara, dan hilangnya habitat
flora dan fauna.
Pencemaran air
Pencemaran air merupakan masalah lingkungan yang terjadi
akibat masuknya zat atau komponen lain ke dalam air yang menyebabkan kualitas
air menurun. Pencemaran air dapat disebabkan oleh berbagai faktor, seperti
limbah industri, limbah rumah tangga, dan pencemaran limbah pertanian.
Pencemaran udara
Pencemaran udara merupakan masalah lingkungan yang terjadi
akibat adanya polutan di udara. Polutan udara dapat berasal dari berbagai
sumber, seperti kendaraan bermotor, pabrik, dan pembakaran sampah.
Perubahan iklim
Perubahan iklim merupakan perubahan pola cuaca yang terjadi
dalam jangka waktu yang lama. Perubahan iklim dapat disebabkan oleh berbagai
faktor, seperti pemanasan global dan aktivitas manusia.
Pembuangan limbah
Pembuangan limbah merupakan masalah lingkungan yang terjadi
akibat tidak adanya pengelolaan limbah yang baik. Limbah dapat berasal dari
berbagai sumber, seperti limbah industri, limbah rumah tangga, dan limbah
pertanian.
Contoh kerangka karangan:
Pernyataan pendapat (tesis):
Kebakaran hutan merupakan salah satu masalah lingkungan yang
paling serius di Indonesia. Kebakaran hutan dapat menyebabkan berbagai dampak
negatif, seperti kerusakan ekosistem, pencemaran udara, dan hilangnya habitat
flora dan fauna.
Argumentasi:
·
Kebakaran hutan dapat menyebabkan kerusakan
ekosistem.
·
Kebakaran hutan dapat menyebabkan pencemaran
udara.
·
Kebakaran hutan dapat menyebabkan hilangnya
habitat flora dan fauna.
Penegasan ulang:
Oleh karena itu, diperlukan upaya serius untuk mencegah dan
mengatasi kebakaran hutan.
Contoh teks editorial:
Judul: Kebakaran Hutan, Bencana yang Harus Diwaspadai
Kebakaran hutan merupakan salah
satu masalah lingkungan yang paling serius di Indonesia. Kebakaran hutan dapat
menyebabkan berbagai dampak negatif, seperti kerusakan ekosistem, pencemaran
udara, dan hilangnya habitat flora dan fauna.
Kerusakan ekosistem merupakan salah satu dampak
negatif yang paling serius dari kebakaran hutan. Kebakaran hutan dapat
menyebabkan hilangnya berbagai jenis flora dan fauna. Hilangnya flora dan fauna
dapat mengganggu keseimbangan ekosistem.
Pencemaran udara juga merupakan dampak negatif
dari kebakaran hutan. Kebakaran hutan dapat menghasilkan asap yang mengandung
berbagai polutan. Polutan udara dapat menyebabkan berbagai masalah kesehatan,
seperti iritasi mata, gangguan pernapasan, dan penyakit jantung.
Hilangnya habitat flora dan fauna merupakan
dampak negatif lainnya dari kebakaran hutan. Hilangnya habitat dapat
menyebabkan berkurangnya populasi flora dan fauna. Berkurangnya populasi flora
dan fauna dapat mengancam kelangsungan hidup mereka.
Oleh karena itu, kebakaran hutan
dan lahan merupakan bencana yang harus diwaspadai oleh semua pihak. Pemerintah,
masyarakat, dan swasta harus bahu membahu untuk mencegah terjadinya kebakaran
hutan dan lahan.
Berikut ini adalah beberapa upaya
yang dapat dilakukan untuk mencegah kebakaran hutan dan lahan: Meningkatkan
kesadaran masyarakat tentang bahaya kebakaran hutan dan lahan, Menegakkan hukum
bagi pelaku pembakaran hutan dan lahan, Melakukan upaya restorasi hutan untuk
meningkatkan daya tahan hutan terhadap kebakaran, Meningkatkan kewaspadaan
masyarakat di musim kemarau.
Dengan upaya-upaya tersebut,
diharapkan kebakaran hutan dan lahan dapat ditekan dan tidak menimbulkan dampak
yang lebih besar. Selain upaya preventif, pemerintah juga perlu menyiapkan
langkah-langkah tanggap darurat untuk menghadapi kebakaran hutan dan lahan.
Langkah-langkah ini antara lain: Meningkatkan kapasitas pemadam kebakaran,
Membangun sistem peringatan dini
Meningkatkan kerja sama dengan
pihak swasta dan masyarakat, Dengan langkah-langkah yang tepat, diharapkan
kebakaran hutan dan lahan dapat segera ditangani dan tidak menimbulkan kerugian
yang lebih besar.
0 komentar:
Posting Komentar