Just another free Blogger theme

27 Agustus 2015



Pendeskripsian watak tokoh

   1. Metode Analitik (secara langsung)
   2. Metode Dramatik (tidak langsung)

1.    Metode Analitik (secara langsung)
Pengarang menggambarkan watak-watak tokoh secara langsung, maksudnya adalah langsung disebutkan wataknya dalam cerita tsb.
Contoh :
Eka memang sangat menarik. Dia cantik dengan rambut ikalnya yang panjang. Hidungnya kecil dan lancip, matanya yang lebar dilengkapi dengan bulu mata yang lebat dan lentik. Wajahnya disempurnakan dengan bibirnya yang sensual dan merah, meski tak memakai lipstik. Dia sangat supel sehingga disukai teman-temannya. Teman-temannyapun beragam mulai dari kalangan ekonomi lemah sampai dengan ekonomi atas. Eka sendiri berasal dari keluarga yang kaya, tetapi sangat mengedepankan kesederhanaan. Tak heran kalau Eka terbiasa rajin dan rapi untuk urusan pribadinya.

2.   Metode Dramatik (tidak langsung)
Pengarang dalam menggambarkan watak watak-watak tokohnya tidak langsung menyebutkan wataknya, tetapi melalui bermacam-macam cara, yaitu :

A.  Melalui penggambaran tempat tinggal atau lingkungan tokoh
Contoh :                                                       
Kawer sedang tiduran di kamarnya yang luas. Ukurannya tak kurang dari 4 X 4 m. Ranjangnya yang berukuran no. 1 terlihat acak-acakan. Spreinya sangat kusut. Diatas tempat tidurnya tedapat buku-buku berserakan yang bercampur dengan baju seragam yang baru dilepasnya. Sepatunya terlihat di ranjang tapi hanya yang sebelah kanan, sedangkan sepatu yang sebelah kiri terlihat di sudut kamar di belakang pintu. Di belakang pintu kamar itu terlihat terdapat kapstok yang dipenuhi pakain kotor. Di lantai kamar terlihat berpasang-pasang kaos kaki dan pakaian yang entah sudah berapa hari tidak dicuci. Televisi dikamar Kawer juga tertutupi debu yang tebal. Di situ Kawer telentang dengan kaos kaki yang masih melekat di kakinya.

B.  Melalui percakapan tokoh atau tokoh lain
Contoh 1 :
Rina   : “Sin, bagaimana sebenarnnya Lita ya ?
Sinta  : “Ya bagaimana lagi ! Dia itu memang judes sich !
            Tapi sebenarnya dia baik juga lho …..”
Rina   : “Ya emang. Kemarin aku juga diaajarin dia waktu aku kesulitan
               mengerjakan PR matematika.”
Sinta  : “Itulah, biar saja dia sekarang marah. Sebentar lagi juga dia akan
baik. Dia itu nggak bakalan tahan kalau marah lama-lama. Lagian, kalau kamu nggak nyinggung dia duluan, dia juga ndak mungkin semarah itu.”
Rina   : “Aku emang salah. Tapi tadi aku sudah minta maaf. Cuma Lita emang
            marah banget, jadi pas aku minta maaf dia malah pergi.”

Contoh Dramatik melalui percakapan tokoh atau tokoh lain
Contoh 2 :
“Rin kamu ini gimana sich ? Cuma bercanda kok malah marah beneran,” tegur Lila. Rinta sejenak menatap Lila, lalu katanya,” Yach maaf Lila, aku memang mudah tersinggung, tapi jangan khawatir ya, aku kalau marah ngga bisa bakalan lama-lama. “Rinta menggandeng tangan Lila. Lila tersenyum dan berkata,” Iya, tapi aku takut, karena kamu sahabatku jadi aku khawatir ntar kamu dendam ke aku, kaya temen kita yang di sana itu,” Ujar Lila sambil matanya melirik ke arah kanan. Rinta Cuma bilang,” Ya, kalau sama dia, kamu musti ati-ati, jangan bikin dia marah, ntar kamu bias dimusuhin selama-lamanya.” Dua cewek itupun tertawa tertahan sambil melirik ke arah Nola.

C.  Melalui pikiran sang tokoh atau tokoh lain
Contoh “                          
Dina menatap wajah ibunya.” Ibuku memang cantik,”batinnya,” meski sudah lanjut usia, kecantikan ibu masih terlihat jelas di wajahnya. Aku sangat menyayangi wanita ini. Sikapnya yang tegas telah ikut membentuk karakterku. Kasih sayangnya padaku tak pernah habis. Perhatiannya padaku juga sangat luar biasa. Meski sejak usiaku 10 tahun ayah sudah meninggal, tapi ibuku samapi kini tak menikah lagi. Ibu sangat kuat dan tabah dalam menapaki hari-hari bersamaku, mendidikku, mengajariku, membimbingku sendirian. Aku ingin sekali bias sekuat dia,” Begitu pikir Dina.”

D.  Melalui perbuatan atau tingkah laku tokoh
Contoh :
         Pulang sekolah tanpa mengetuk pintu, Tono langsung masuk rumah dan dibantingnya pintu rumahnya dengan keras. Ibunya yang sedang berada di dapur sampai terkejut. Begitu masuk, Tono langsung menuju meja makan, segera dibukanya tudung saji. Ketika dilihatnya lauknya itu-itu saja, dibantingnya tudung saji sampai gelas yang yang ada di meja makan jatuh dan hancur berkeping-keping. Dengan muka masam ia menuju ke kamarnya. Ditendangnya pintu kamarnya samapi terbuka, lalu masuk. Dibantingnya pintu itu untuk menutup. Kemudian ia membantingkan badannya di tempat tidur tanpa mencopot sepatu. Tangannya meraih tape recorder, lalu dia menyetel lagu-lagu rock dengan volume maksimal.


KISI-KISI UJIAN NASIONAL BAHASA INDONESIA SMA/MA TAHUN 2014/2015
NO.
KOMPETENSI
INDIKATOR
1.
Membaca
Memahami isi dan bagian-bagian
paragraf suatu artikel teks nonsastra,
tajuk rencana, laporan, karya ilmiah,
teks pidato, biografi tokoh, serta
berbagai bentuk dan jenis paragraf
nonteks; memahami teks sastra
berbentuk puisi lama, puisi baru,
hikayat/sastra Melayu klasik, cerpen,
novel, dan drama.
1.       Menentukan unsur-unsur paragraf, ide pokok, kalimat utama, kalimat penjelas.
2.       Menentukan isi paragraf: fakta, opini, pernyataan/jawaban pertanyaan sesuai isi, tujuan penulis, arti kata/istilah, isi biografi.
3.       Menentukan opini penulis dan pihak yang dituju dalam tajuk rencana/editorial.
4.       Menentukan isi dan simpulan grafik, diagram atau tabel.
5.       Menentukan unsur-unsur intrinsik dan ekstrinsik sastra Melayu klasik/hikayat.
6.       Menentukan unsur-unsur intrinsik/ekstrinsik novel/cerpen/drama.
7.       Menentukan unsur-unsur intrinsik puisi.
8.       Menentukan isi puisi lama, pantun, gurindam.
2.
Menulis
Mengungkapkan pikiran, gagasan,
pendapat, perasaan, dan informasi
dalam berbagai jenis dan bentuk
paragraf, teks pidato, surat resmi, dan
karya ilmiah dengan
mempertimbangkan kesesuaian isi
dengan konteks, kepadanan,
kepaduan, ketepatan kalimat,
penggunaan bahasa, diksi, struktur
kalimat, dan ejaan; mengungkapkan
pikiran dan gagasan dalam bentuk
puisi, cerpen, novel, drama, kritik,
esai, dan resensi.
9.       Menulis paragraf padu.
10.   Melengkapi berbagai bentuk dan jenis paragraf dengan kalimat yang padu.
11.   Melengkapi teks pidato.
12.   Melengkapi paragraf dengan kata baku, kata serapan, kata berimbuhan, kata ulang, ungkapan, peribahasa.
13.   Menyunting penggunaan kalimat/frasa/ kata penghubung/istilah dalam paragraf.
14.   Menulis surat resmi.
15.   Menyunting kalimat dalam surat resmi.
16.   Menulis judul sesuai EYD.
17.   Menulis karya ilmiah (latar belakang dan rumusan masalah).
18.   Melengkapi larik puisi lama/baru (dengan kata kias/berlambang/berima/bermajas).
19.   Melengkapi dialog drama.
20.   Menentukan kalimat resensi.
21.   Menentukan kalimat kritik.
22.   Menentukan kalimat esai.

24 Agustus 2015



KATA ULANG
Kata ulang adalah kata dasar atau bentuk dasar yang diulang baik seluruhnya maupun hanya sebagian, berkombinasi dengan imbuhan maupun  tidak, mengalami perubahan bunyi maupun tidak. Berdasarkan batasan di atas, maka kata ulang selalu memilki kata dasar atau bentuk dasar. 
Kata  kuda-kuda adalah kata ulang karena kata dasarnya kuda. Demikian juga kata berlari-lari yang berasal dari bentuk dasar berlari. Sebaliknya, kata  biri-biri,  kura-kura, compang-camping, mondar-mandir bukanlah kata ulang karena tidak memiliki kata dasar ataupun bentuk dasar.
 a) Bentuk kata ulang
Menurut proses pembentukannya, kata ulang dibedakan atas:
kata ulang utuh (murni) : kuda-kuda, rumah-rumah, anak-anak
kata ulang berimbuhan : mobil-mobilan, orang-orangan
kata ulang berubah bunyi : kelap-kelip, sayur-mayur, lauk-pauk
kata ulang sebagian : berlari-lari, tembak-menembak, melambai-lambaikan
Contoh:
Kata ulang berubah bunyi terdapat dalam kalimat …
a. Pengemis itu mengenakan baju yang sudah compang-camping.
b. Dari tadi orang itu mondar-mandir di depan toko kami.
c. Ia telah membeli tiket bolak-balik Jakarta  Medan.
d. Menjelang lebaran, lalu-lintas di Jakarta semakin padat.
e. Akhir-akhir ini perekonomian Indonesia semakin carut-marut.

Kunci : C Pembahasan :
Bentuk kata bolak-balik berasal dari kata dasar balik, sedangkan bentuk-bentuk yang lain
tidak dapat ditentukan bentuk dasarnya.
b) Penggunaan kata ulang
Proses pembentukan kata ulang adalah proses morfologis yang menimbulkan makna gramatikal. Oleh sebab itu penggunaan kata ulang harus disesuaikan dengan konteksnya. Penggunaan kata ulang yang tidak sesuai konteks akan menimbulkan kerancuan.
Contoh:
Penggunaan kata ulang yang tepat terdapat dalam kalimat …
a. Menjelang lebaran, banyak penumpang-penumpang yang tidak mendapatkan tiket.
b. Setelah sekian lama tidak bertemu mereka saling berangkul-rangkulan.
c. Berkali-kali Duma melambai-lambaikan tangannya tetapi kawannya tak melihatnya.
d. Semua atlet-atlet yang sudah terseleksi akan segera diberangkatkan ke SEA Games.
e. Akhirnya ia hanya bisa garuk-garuk kepala setelah beberapa kali tidak berhasil.
 Kunci : E
 Pembahasan :
a. kata ulang penumpang-penumpang sudah bermakna banyak jadi tidak perlu lagi digunakan kata banyak.
b. berangkul-rangkulan sudah mengandung makna saling, jadi kata  saling tidak perlu lagi.
c. berkali-kali dan melambai-lambaikan mengandung makna berulang-ulang (intensitas frekuentatif) jadi seharusnya menggunakan salah satu saja.
d. atlet-atlet juga mengandung makna banyak, jadi kata semua tidak perlu.
e. merupakan jawaban yang tepat, garuk-garuk mengandung makna berulang-ulang.
c) Makna kata ulang
Seperti telah dikatakan di atas bahwa proses pembentukan kata ulang disertai perubahan makna gramatikal. Agar penggunaan kata ulang dalam kalimat maupun paragraf tidak rancu, maka diperlukan pemahaman makna kata ulang dengan baik.
Contoh:
Anak kecil itu berusaha menarik-narik benang layangan yang menyangkut di pohon.
Perulangan yang sama maknanya dengan perulangan dalam kalimat di atas terdapat dalam kalimat …
a. Janganlah engkau suka mengada-ada, nanti akibatnya tidak baik.
b. Mereka pergi melihat-lihat ke toko buku yang baru dibuka itu.
c. Anis menari-nari kegirangan mendengar pengumuman itu.
d. Karena kesalnya ia memukul-mukulkan tangannya ke meja.
e. Petugas terpaksa mengobrak-abrik persembunyian penjahat itu.
 Kunci : D Pembahasan :
Makna perulangan  menarik-narik  adalah  berulang-ulang, demikian pula makna perulangan memukul-mukul.

Kerjakan soal berikut ini
1.Buah-buahan yang dijual pedagang kaki lima harganya lebih murah daripada di toko swalayan.
Kata ulang yang semakna dengan kata ulang dalam kalimat di atas adalah ........
A . Petugas perpustakaan sedang menyusun buku-buku di rak buku.
B . Untuk menakuti burung para petani membuat orang-orangan.
C . Setiap hari kita harus memakan lauk-pauk yang bergizi.
D . Sudah lama aku tidak surat menyurat dengan temanku di Padang.
E . Wajah anak itu kemerah-merahan ketika diketahui Mencontek.


Kunci : C Penyelesaian :
Kata ulang buah-buahan menunjukkan arti bermacam-macam buah sama dengan kata ulang lauk-pauk yang juga mempunyai arti bermacam-macam.
2. Kakaknya termenung-menung memikirkan adiknya.
Bentuk kata ulang di atas sama dengan kata ulang dalam kalimat ........
A . Anak itu bernyanyi-nyanyi di halaman sekolah.
B . Gerak-gerik orang tua itu sungguh" mencurigakan.
C . Rumah-rumah yang ada di pinggir jalan itu dibongkar paksa petugas.
D . Pepohonan yang tumbuh di sepanjang jalan itu sudah berumur puluhan tahun.
E . Sungguh indah kejadian-kejadian masa remajaku.

Kunci : A Penyelesaian :
Bentuk ulang termenung-menung dan bernyanyi-nyanyi, sama bentuknya karena sama-sama berupa kata ulang berimbuhan.
3. Anak itu tertawa-tawa karena senang.
Kata ulang yang sebentuk dengan kata ulang dalam kalimat tersebut terdapat pada ........
A . Ia tidak tidur-tidur karena mengetik soal bahasa Indonesia.
B . Sekarang banyak orang kaya-kaya yang hidupnya senang.
C . Ibu membeli buah-buahan untuk persiapan buka puasa.
D . Sudah pukul sebelas malam anakku belum datang-datang.
E . Ia membentak-bentak siswa yang datang terlambat.


Kunci : E
Penyelesaian :
Kata ulang tertawa-tawa pada kalimat tersebut maknanya terus menerus atau sering.Kata ulang tertawa-tawa sebentuk dengan kata ulang yang terdapat pada kalimat :
             Ia membentak-bentak siswa yang datang terlambat.

4.Berhari-hari lamanya dia berjalan mondar-mandir keluar-masuk kantor. Dilihatnya banyak
orang berdiri di depan loket. Ada yang sedang bercakap-cakap, tetapi tidak seorang pun
yang tertawa-tawa, tanya-menanya, atau pandang-memandang.
Kata ulang yang menyatakan berbalasan/resiprok/saling dalam paragraf di atas adalah ........
A . berhari-hari, mondar-mandir, bercakap-cakap
B . bercakap-cakap, tanya-menanya, pandang-memandang
C . berhari-hari, bercakap-cakap, tertawa-tawa
D . tertawa-tawa, tanya-menanya, lihat-melihat
E . tanya-menanya, lihat-melihat, berhari-hari

Kunci : B
Penyelesaian :
.Makna kata ulang reduplikasi
a. menyatakan makna banyak tak tentu : buku-buku, meja-meja
b. menyatakan makna bermacam-macam : buah-buahan, tanam-tanaman
c. menyatakan makna menyerupai : anak-anakan, mobil-mobilan
d. menyatakan makna melemahkan arti atau menyatakan agak : kebarat-baratan, kemerah-merahan
e. menyatakan makna intensitas :
    - intensitas kualitatif: kuat-kuat, setinggi-tingginya
    - intensitas kuantitatif: rumah-rumah, buah-buah
    - intensitas frekuentif: mondar-mandir. menggeleng-gelengkan
f. menyatakan makna saling, pekerjaan yang dilakukan berbalasan (timbal
   balik/resiprok) : bersalam-salaman, bercakap-cakap
g. menyatakan makna kolektif: dua-dua, tiga-tiga
5. Kalimat yang menggunakan kata ulang yang tepat adalah ........
A . Semua siswa-siswa kelas tiga SMU harus mengikuti ujian nasional.
B . Banyak anak-anak zaman sekarang kurang menghargai orang yang lebih tua.
C . Guru-guru merupakan ujung tombak dalam mencerdaskan kehidupan bangsa.
D . Banyak soal-soal bahasa Indonesia yang tidak dapat dijawab siswa.
E . Para buruh-buruh pabrik melakukan demonstrasi kenaikan gaji.


Kunci : C
Penyelesaian :
Salah satu Makna kata ulang adalah menyatakan makin banyak tak tentu seperti siswa-siswa, anak-anak, guru-guru, buruh-buruh. Kata ulang tersebut tidak perlu lagi  ditambah dengan kata yang menyatakan makna banyak seperti kata semua, banyak,seluruh, atau para
Penggunaan kata ulang yang tepat terdapat pada kalimat : Guru-guru merupakan ujung tombak dalam mencerdaskan kehidupan bangsa.