Kalimat aktif dan pasif
Kalimat
aktif adalah kalimat yang subjeknya merupakan pelaku perbuatan yang
dinyatakan
oleh predikat.
Kalimat
aktif hanya terdapat pada kalimat yang predikatnya berupa verba transitif (kata
Contoh:
(1) Dosen itu mengangkat seorang asisten baru.
(2) Saya harus menyelesaikan tugas ini.
Kalimat
pasif adalah kalimat yang subjeknya tidak berperan sebagai pelaku, tetapi
sebagai
sasaran perbuatan yang dinyatakan predikat.
Contoh:
(1a) Seorang asisten baru diangkat oleh dosen itu.
(2a) Tugas ini harus saya selesaikan.
Pemasifan
dalam bahasa Indonesia dilakukan dengan dua cara: (1) menggunakan verba
tanpa
prefiks di – seperti contoh (2a)
Selain
contoh (1a) dan (2a) di atas perhatikan contoh kalimat pasif berikut ini.
(3) Kaki saya tersandung batu.
(4) Mereka kedinginan dari tadi.
Pada
kalimat (3) dan (4) subjeknya dikenai (sasaran)
perbuatan yang dinyatakan
predikat. Kaki saya (kalimat 3) dan mereka (kalimat 4) subjeknya menjadi sasaran.
Penggunaan
bentuk pasif yang tidak tepat terdapat pada kalimat …
a.
Ia akan kerjakan tugas itu setelah makan.
b.
Pelarian itu belum diketahui persembunyiannya.
c.
Semua PR bahasa Indonesia sudah dikerjakan.
d.
Jangan kau biarkan mereka mencemarkan namamu.
e.
Siapa yang bersalah akan diberi sanksi yang berat
Kunci : A
Pembahasan :
Seharusnya tugas
itu akan dikerjakannya setelah makan.
Kalimat Korelatif
Kalimat
korelatif adalah kalimat yang dihubungkan dengan konjungtor korelatif yang
memiliki
status sintaksis yang sama. Konjungtor korelatif terdiri atas dua bagian yang
dipisahkan
oleh salah satu kata, frase, atau klausa.
Contoh
konjungtor korelatif:
baik
… maupun … sedemikian rupa … sehingga …
tidak
hanya … , tetapi juga … apa (kah) ... atau …
bukan
hanya … , melainkan juga … entah … entah …
demikian
… sehingga … jangankan … pun …
Contoh
dalam kalimat:
1.
Baik saya maupun dia suka bekerja keras.
2.
Kita tidak hanya harus setuju, tetapi
juga harus patuh.
3.
Anak itu larinya demikian kencang sehingga
sangat sukar untuk dikejar.
4.
Kita harus mengerjakannya sedemikian
rupa sehingga hasilnya benar-benar baik.
5.
Apa (kah) Anda setuju atau
tidak, kami akan jalan terus.
6.
Entah disetujui entah
tidak, kami akan mengusulkan proposal ini.
7.
Jangankan saya, teman dekatnya pun
tidak diberi tahu.
Kalimat
yang tidak menggunakan kata penghubung korelatif adalah …
a.
Baik supir maupun penumpang harus mendapat jaminan asuransi.
b.
Tidak hanya saya yang ikut ke rumah duka, tetapi semua teman sekelasnya.
c.
Hujan sedemikian lebatnya sehingga bahaya banjir tidak dapat dielakkan.
d.
Kedua golongan yang bertikai itu akhirnya berdamai walaupun masih ada yang
tidak
puas.
e.
Entah hari ini kami ulangan bahasa Indonesia entah ulangannya diundur minggu
depan.
Kunci : D
Pembahasan :
Pada
jawaban a, b, c, d terdapat kata penghubung korelatif seperti baik …. maupun, tidak
hanya … tetapi, sedemikian …. sehingga, entah … entah, sedangkan
pada jawaban D
kata penghubung
walaupun bukanlah kata penghubung korelatif.
Kalimat langsung dan tidak langsung
Kalimat
langsung adalah kalimat yang secara langsung mengulang kembali perkataan
orang
lain.
Contoh
: Ayah berkata,” Saya akan bertugas
ke Bali.”
Kalimat
tidak langsung adalah kalimat yang tidak secara langsung mengulang kembali
perkataan
orang lain.
Contoh
: Ayah mengatakan bahwa dia akan
bertugas ke Bali.
Perbedaan
kalimat langsung dengan kalimat tidak langsung sebagai berikut:
Kalimat langsung Kalimat
tidak langsung
1.
menggunakan tanda kutip 1.
tidak menggunakan tanda kutip
2.
kata ganti kamu 2. Kata ganti saya
atau aku
3.
kata ganti engkau 3. kata ganti ia
atau dia
4.
kata ganti saya atau aku 4. kata
ganti ia atau dia
5.
klitika – ku 5. klitika – nya
6.
kata ganti kita 6. kata ganti mereka
7.
kata penunjuk itu 7. kata penunjuk ini
8.
kata penunjuk ini 8. kata penunjuk itu
9.
kata ganti ia, mereka 9.
kata ganti ia, mereka (tetap)
Dialog
Aku
: “Mau ke mana, Mar?”
Marni
: “Mencari adik. Apakah engkau melihat adikku?”
Kalimat
tidak langsung dari perubahan dialog diatas adalah …
a.
Marni menanyakan apakah aku melihat adiknya dan aku menanyakan Marni mau ke
mana.
b.
Marni ingin tahu apakah aku melihat adiknya dan aku pun menegurnya.
c.
Marni bertanya apakah aku melihat adikku dan aku pun menanyakan Marni mau ke
mana.
d.
Aku bertanya kepada Marni, Marni mau ke mana. Marni mencari adiknya. Marni
bertanya
kepadaku, apakah saya melihat adiknya.
e.
Marni menanyakan adiknya kepadaku dan sebelumnya aku menanyakan Marni mau
ke
mana.
Kunci : E
Pembahasan :
Pada kalimat e
merupakan kalimat tidak langsung dari dialog di atas.
Majas
adalah
cara melukiskan sesuatu dengan jalan menyamakan dengan sesuatu yang lain.
Majas
dikelompokkan atas:
1.
Majas perbandingan
a.
Perumpamaan ialah perbandingan dua hal yang pada hakikatnya berkaitan dan
sengaja
dianggap sama.
Contoh:
Bagai kaambing dihalau ke air.
b.
Metafora ialah perbandingan yang implisit tanpa kata pembanding.
Contoh:
Kapan Anda bertemu dengan kembang
desa itu?
c.
Personifikasi ialah perbandingan yang melukiskan benda mati seolah-olah hidup.
Contoh:
Banjir bandang telah menelan
korban manusia.
d.
Alegori ialah majas yang mengandung sifat-sifat moral manusia.
Contoh:
Mendayung bahtera rumah tangga.
2.
Majas Pertentangan
a.
Hiperbola ialah majas yang menyatakan sesuatu dengan berlebih-lebihan.
Contoh:
Suaranya menggelegar membelah
angkasa.
b.
Litotes ialah majas yang menyatakan berlawanan, memperkecil, atau memperhalus
keadaan.
Contoh:
Terimalah pemberian yang tidak
berharga ini.
c.
Ironi ialah majas yang menyatakan makna yang bertentangan atau sebaliknya
dengan
maksud
menyindir.
Contoh:
Pagi benar engkau datang, baru
pukul delapan.
d.
Paradoks ialah pengungkapan suatu kenyataan yang seolah-olah bertentangan,
tetapi
mengandung
kebenaran.
Contoh:
Hidupnya mewah, tetapi tidak
bahagia.
3.
Majas Pertautan
a.
Metonimia ialah majas yang memakai nama ciri atau hal yang ditautkan dengan
orang,
barang sesuai penggantinya.
Contoh:
Dia suka mengisap Djisamsu.
b.
Sinekdok
2a.
Parsprototo ialah penyebutan sebagian untuk maksud keseluruhan
Contoh:
Saya tidak melihat batang
hidungnya.
2b.
Totem Protaparte ialah penyebutan keseluruhan untuk maksud sebagian.
Contoh:
Indonesia meraih medali emas
dalam pertandingan itu.
c.
Alusio ialah majas yang menunjuk secara tidak langsung kesuatu peristiwa dengan
menggunakan
peribahasa.
Contoh:
Menggantung asap saja kerjamu sejak tadi. (membual, omong kosong)
d.
Eufeumisme ialah majas yang halus sebagai pengganti ungkapan.
Contoh: Pemerintah
mengadakan penyesuaian
harga BBM, (menaikkan)
1.
Semenjak bekerja di perusahaan itu Karim mengamati sifat-sifat pak Bolang. Ia
tahu
benar
bahwa tak ada gading yang tak retak. Karim paham benar bahwa pak Bolang
dapat
lupa daratan jika disanjung-sanjung.
Ungkapan
lupa daratan dalam paragraf di atas artinya …
a.
tidak tahu arah
b.
tidak tahu kiblat
c.
tidak ingat apapun
d.
tidak tahu diri
e.
bertindak tanpa menghiraukan harga diri
Kunci : A
Pembahasan :
Bertindak
tanpa menghiraukan apapun termasuk harga diri.
2.
Si Polan ingin dikagumi teman-temannya. Untuk itu ia tak segan berbelanja lebih
dari
kemampuannya.
Dalam waktu singkat habislah uang belanja bulanannya, bahkan
bertumpuklah
utang-utangnya.
Peribahasa
yang sesuai dengan ilustrasi di atas adalah ….
a.
seperti api dalam sekam
b.
besar pasak daripada tiang
c.
habis manis sepah dibuang
d.
bunga gugur putikpun gugur
e.
tak ada gading yang tak retak
Kunci : B
Pembahasan :
Arti
peribahasa besar pasak daripada tiang besar pengeluaran dari pendapatan.
3.
Majas Metonimia terdapat dalam kalimat ….
a.
Monumen itu mengingatkan kita pada peristiwa Lubang Buaya.
b.
Untuk menghindari hal yang tidak diinginkan penjahat itu terpaksa diamankan.
c.
Dari kemarin saya tidak pernah melihat batang hidungnya.
d.
Dari kejauhan tampak berpuluh-puluh layar yang berderet di pelabuhan.
e.
Dia sedang asyik membaca Nh. Dini di perpustakaan sekolah.
Kunci
: C
Pembahasan :
Majas
Metonimia merupakan majas yang menggunakan ciri seseorang untuk
mewakili/menyebutkan
seseorang, misalnya si hitam.
Batang
hidung seseorang pada pernyataan c menggunakan majas metonimia, karena
pernyataan
c yang paling tepat.
Pernyataan e
menggunakan majas totem properte
0 komentar:
Posting Komentar